AK Jailani, Man of The Man Minggu Ini?

Coretan Iranda Novandi
SONTAK dalam minggu ini, nama Abdul Kader Jailani atau yang akrab disapa AK Jailani jadi buah bibir kalagan masyarakat Banda Aceh dan Aceh Besar serta sebagian kecil masyarakat Aceh, barang kali.

Mengapa, jika sebelumya banyak orang belum kenal AK Jailani yang sering di panggil AK ini, mendadak tenar atau viral di media sosial (medsos). Masalahnya sepele. Pertama, karena status fasbuknya yang mendapat respon keras dari pejabat. Kedua, karena ia diusir dengan serta merta dari ruang siang DPRK Banda Aceh oleh seorang anggota dewan yang terhormat.

Hanya dua perkara ini, saya pun ingin berceloteh. Mungkin blog ini sarana yang cocok dan celoteh saya ini bisa dipertanggungjawabkan. Dibandingkan, celoteh di fesbuk yang menggunaan nama tak jelas dan tak bisa pula dipertanggungjawabkan.

Kasus pertama, saat AK menulis di status fesbuknya tentang aksi segel yang dilakuka Satpol PP terhadat usaha pijak refleksi. Celotehnya di fesbuk ini membuah pejabat di dinas tersebut berang dan jadi berita hangat, meskipun tak sehangat tes setengah panas di Warkop Kulam, tempat AK sering mangkal J J

Kedua, saat ia yang notabene seorang wartawan hendak meliput kegiatan sidang di DPRK, namun dengan serta merta ada anggota dewan yang mendadak mengintsrupsi sidang dan meminta AK di keluarkan dari ruang sidang alias di usir.

Ada apa? Bila merunut alasan yang diberikan dua pejabat, yakni dari Satpol PP da anggota Dewan ini, hanya karena kritik pedas yang kerab dilontarkan AK Jailani di medsos. Padahal, orang yang dikritik tersebut, mungki tidak menganggap itu kritikan.

“Apalah si AK itu, anak kemarin sore” bisa jadi orang yang di kritik atau orang yang menilai celoteh AK di fesbuk tersebut.

Tapi sebenarnya itu semua hanya percikan bara api yang belum semua padam pasca Pilkada lalu. Tentunya, ini menjadi PR besar bagi pejabat saat ini, sehingga percikan bara itu tidak menjalar dan buka jadi bom waktu.

Bagi saya, begitulah sederhananya melihat kasus AK Jailani, anak asal Laweung Pidie ini. Jadi sekali lagi, tak perlu ada pihak kebakaran jengot. Mungkin, dengan secangkir espresso, semuanya bisa dipadamkan.

Banyak juga respon dan status berseleweran, pasca AK di usir dari ruang dewan. Ada yang mempertanyakan kebenaranya. Ada yang mengolok-olok dan ada juga yang menunggu status balasan dari AK.

Sosok AK Jailani memang kontroversial. Dimata saya, ia lagi mencari jadi diri sesungguhnya. Maka, tak heran ia bagaikan tupai, loncat ke sana, loncat ke sini. Wartawan iya, fotografer juga iya. Ini dilakukannya dengan mendirikan media online AcehImage.

Belajar politik iya, -- pernah belajar politik di Parpol berbaju kuning, lalu jadi pengurus di partai rajanya media, meski akhirnya keluar juga -- Jadi pembisnis juga iya. Ini digelutinya dengan mengelola bisnis usaha medianya.

AK sempat hilang di kancah media di Aceh, saat menemani sang istri mengikuti PTT dokter di pedalaman Kalimantan Selatan (Kalsel) selama kurang lebih dua tahun. Setelah itu, ia pulang dan kembali menghangatkan kancah media di Aceh.

Dalam dua kewartawanpun, sebenarnya AK kerab buat ‘rusuh’. Namun, hal bagi sebagian wartawan yang sudah mengenalnya, mengganggap AK sedang dalam proses belajar dan menjadi wartawan seutuhnya.

Dalam kacah politik, bisa dibilang juga AK kerab buat rusuh. Salah satunya, lewat kritik pedas di medsos. Dan hal ini halal dalam politik. Sebab, itu salah satu jalan untuk bisa terkenal dan dikena orang.

Jadi, apa yang dilakukannya ini adalah proses pengenalan diri seorang AK Jailani, melalui sarana dan mulut orang lain. Dan dalam hal ini, AK sudah menang telak 2-0. Setelah dia tak merespon, kecuali satu kalimat dalam statusnya: “Ubit That Lawan”.

AK Jailani, jebolan SMKK Pariwisata dan Tata Boga ini, ternyata telah mampu mengaduk-aduk adonan dalam oven pemerintah, ditambah penyedap rasa ala dewan, maka, tersajilah kue bolu bak bola liar, mengelinding tak tau arah.

Itulah AK Jailani, sosok kontrovesial minggu ini. Makanya, saya sebuat ia Man of The Man minggu ini. J J 

4 komentar:

  1. Keren abis, saya salut sama 'kenekatan' dan keberanian bang AK, cara penyajian ulasannya dari penulis juga nggak kalah keren

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha... aksi nekat untuk mencari jati diri Bang.. dan sy hanya menulis apa adanya

      Hapus