Tips ber-Medsos Sehat di Bulan Ramadhan

Catatan Iranda Novandi
BULAN Ramadhan, adalah bulan yang sangat dinanti-nanti oleh ummat muslim di dunia. Karena, dalam bulan ini adalah gudangnya meraih pahala yang berlipat ganda diberikan Allah SWT saat kita beribadah.

Dalam bulan Ramadhan juga sangat banyak godaan yang kita hadapi. Dari godaan besar hingga hal-hal yang sepele, namun bisa merusak ibadah puasa kita. Terkadang, sanking asyiknya beribadah, kita lupa hal sepele yang bisa membuat pahala puasa itu menjadi tak bermakna.



Godaan kecil itu adalah Media Sosial (Medsos). Hanya karena Medsos kitapun tak sadar, bahwa kita sedang berpuasa. Ada sejumlah tips yang kiranya perlu kita ingat, sehingga ibadah puasa kita tidak ternoda oleh Medsos.

Tanpa maksud menggurui, ini sejumlah tips kecil yang sehat selama bulan Ramadhan. Kiranya bermanfaat:

1. Hentikan “bermesraan” dengan Medsos
Di Dunia yang serba canggih dan modern ini, manusia tidak bisa terlepas dengan namanya smartphone. Lewat telepon pintar ini, kita bisa terhubung dengan dunia manapun. Dan berbagai godaan kerap muncul di dalamnya. Karenanya, untuk sementara hentikan “kegatalan” jari untuk membuka hal-hal yang bisa membatalkan puasa itu sendiri.

Kalau memungkinkan, hentikan “kemesraan” kita dengan telepon pintar tersebut. Tak ada masalah, jika 2-3 jam perhari, kita tak terhubung dengan telepon pintar. Karena telepon pintarpun tidak akan meninggalkan kita jika, ia tak kita sentuh barang beberapa jam.

2. Hindari Humble-brag atau Riya di Medsos
Tahukan, apa itu Humble-brag? Dengan kata lain, humble-brag itu cari kita berpamer atau bersombong diri tanpa sadar. Dalam Islam itu namanya Riya. Sebab, pada dasarnya, semua ibadah atau sekecil apapun kita itu, pasti diketahui oleh Allah. Jadi tak perlu pamer sama manusia dengan latah update status

Contoh sederhananya begini: “Alhamdulillah, rasanya segar setelah shalat Ashar”. Atau begini “akhirnya, tuntas juga tarawehan 23 rakaat”. Emangnya kita harus lapor ke Medsos, kalau kita sudah shalat. Tak laporpun ke Medsos, Allah pasti tahu.

3. Jangan Berdoa di dinding Medsos
Satu kelatahan yang tak bisa dihindari manusia yakni, ingin terlihat eksis. Namun, terkadang tidak pada tempatnya. Salah satunya, latah berdoa di dinding Medsos. Ada kesan doa kita itu biar di like banyak orang, atau di Aamiini banya orang atau sekedar dilihat bahwa kita muslim yang taat, dengan senantiasa berdoa, kapanpun jua.

Contoh sederhananya begini, saat kita update status. “Ya Allah, terimakasih atas rezeki yang Kau berikan saat berbuka hari ini”. atau contoh lain: “Ya Allah, kuatkanlah hamba, hingga bisa berpuasa hingga berbuka nanti”.


Jika memang hendak berdoa, lakukanlah setiap saat di tempat yang tepat, seperti masjid, mushalla dan tempat ibadah lainnya dan berdoalah sepuasnya. Misalnya, usai shalat 5 waktu, atau habis shalat sunah yang kita lakukan. Karenanya, coba hindari berdoa dinding Medsos. 

  4. Hindari Bully, Fitnah, Ghibah di Medsos
Adakala, cobaan kita datang akiabt situasi keduniawiaan yang tak menentu. Beragam berita yang muncul, membuat kita, ikutan meng-shere informasi dari berbagai media, yang ternyata belum tentu kebenarannya.

Akhirnya, kita mem-bully, memfitnah seseorang atau pihak tertentu lewat Medsos. Jika fitnah sudah benar-benar dosa besar karena membicarakan orang tanpa dasar. Mengatakan yang benar saja, belum tentu bisa berpahala, seperti melakukan ghibah.

Poin ke empat ini saya rasa tak perlulah diberikan contoh. Pasti kita bisa memahaminya. Hanya, bagaimana kita cara menghindarinya, itulah yang mungkin sangat sulit. Mungkin, salah satu caranya hindari “kegatalan” jari-jari kita untuk hal-hal yang berbau bully, fitnah dan ghibah tersebut.

5. Download Aplikasi Al-Qur’an di Smartphone
Ini rasanya penting. Sebab, dengannya adanya aplikasi Al-Qur’an di telepon pintar, kita bisa setiap saat mengaji atau baca Al-Qur’an dengan membuka aplikasi yang tersedia. Mungkin, jika membawa-bawa Al-qur’an terlalu sulit, namun dengan membawa telepon cerdas yang beraplikasi Al-Quran.

Kita dapat dua keuntungan sekaligus. Selain bisa tetap terhubungan dengan keluarga, sanak family dan teman-teman, kita juga telah membawa Al-Qur’an di dalamnya. Buatnya, kegiatan ibadah itu yang praktis, tapi bisa khusuk melakukannya. Tapi ingat, jangan pula update status “Alhamdulillah, sudah selesai 1 juzz…”

6.  Jadikan Medsos sebagai Syiar Agama
Saling mengingatkan hal-hal kebaikan sangat dianjurkan dalam agama kita (Islam). Maka, salah satu car membuat medsos kita bermakna selama bulan Ramadhan ini yaitu mengingatkan sesuatu kebaikan untuk kita sendiri dan orang lain.

Tapi dilakukan dengan cara yang terhindari dari kesan Humble-brag atau Riya. Caranya, sangat sederhana, contohnya begini: “Sudah waktunya Shalat Dzuhur”. Bukan “Baru saja selesai shalat Dzuhur, apa anda sudah…”

Contoh status yang pertama, kita hanya mengingatkan orang akan waktu shalat Dzuhur telah tiba. Sedangkan status kedua, mengkabarkan ke orang lain, kita sudah selesai shalat, lalu dengan “sok gagah” menanyakan ibadah shalat orang lain.


Atau bisa juga membagikan (shere), berbagai hal, seperti hadis-hadis nabi, menyebarkan manfaat puasa, membagikan fadhilah tarawih atau bisa juga membagikan info jadwal imsakiah. Tanpa ada embel-embel rasa riya di dalamnya. Saya, kita semua bisa memahami hal ini.

7. “Puasa” ber-Medos
Ini yang terakhir dan mungkin sedikit ektrem. Mampukan kita berpuasa atau total berhenti memakai medsos lewat berbagai jaringan sosial, seperti facebook, WA, Instagram dan berbagai jejaring sosial lainnya selama ramadhan.

Jika mampu meninggalkan medsos, bisa jadi kita adalah manusia istimewa di bulan ramadhan ini. kenapa? Karena medsos adalah salah satu sumber godaan terbesar selama kita menjalankan ibadah puasa ini.


Demikian, tips sederhana dan ringan. Semoga catatan ini bermanfaat bagi kita semua. Dan amal ibadah dan kualitas ibadah kita terus meningkat dan semakin membaik dari hari ke hari di bulan ramadhan ini.


Maaf, jika ada yang kurang berkenan dan kekeliruan dalam penyampaiannya, karena saya bukanlah ustads, apalagi orang alim atau ulama. Barakallah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar