Ada ‘Barista’ Tampan di Ulee Kareng

Oleh: Iranda Novandi
SENIN (13/11/2017) malam, Solong Coffee, salah satu warung kopi (Warkop) ternama di kawasan Simpang Tujuh, Ulee Kareng, Banda Aceh, mendadak, dipadati gadis muda, manis dan cantik.

Mereka sejak selepas magrib sekitar pukul 19.00 WIB sudah mulai memadati salah satu warkop tertua di Banda Aceh. Selama ini, Solong Coffee yang sudah berdiri sejak 1974 memang menjadi tempat mangkal warga Banda Aceh dan Aceh Besar.



Namun, malam itu suasana agak berbeda oleh banyaknya gadis muda yang ikut nimbrung menikmati suguhan kopi, sanger (kopi yang dicampur sedikit susu), advocado coffee (jus alpukat bercampur kopi) dan berbagai jenis minuman segar lainnya.

Bukan hanya itu, suguhan kue khas Aceh seperti timphan, asokaya, pulut dan tidak ketinggalan risol dan kacang goreng serta makanan ringan lainnya, menjadi teman yang nikmat sambil menyeruput secangkir kopi.

Begitulah suasana yang terbangun saat ngopi bareng bersama putra Sulung Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Malam itu, kehadiran Agus Harimurti Yudhoyono atau yang popular disapa AHY, menjadi magnet kuat bagi anak-anak muda, terutama perempuan.

Dalam kunjungannya ke Aceh, Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) ini menyempatkan diri ngopi bareng wartawan, komunitas blogger dan instragamer, setelah pagi dan siang harinya memberi kuliah umum kepada mahasiswa Aceh di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).

Lawatannya kali ini bagaikan perjalanan nostalgia bagi pria yang pernah mengecap pendidikan militer di US Army Command an General Staf College, Fort Leavenworth, Amerika Serikat (AS) ini.

Pasalnya, pada 2002-2003, AHY yang saat itu masih perwira pertama TNI bertugas di Aceh, tepatnya di Aceh Barat. Ketika itu, Aceh masih berkecamuk konflik bersenjata antara pemerintah dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

“Ini adalah nostalgia Mas Agus karena dulu pernah bertugas di Aceh saat masih aktif (sebagai militer,” ujar Wakil Gubernur Nova Iriansyah yang ikut mendampingi AHY untuk ngopi bareng malam itu.

Bagi AHY, kopi, mi dan martabak Aceh bukan barang baru. Karena, saat bertugas dulu makanan dan minuman tersebut merupakan teman setia yang mendampinginya dalam menjalankan tugas negara.

“Saya sudah minum kopinya, nikmat sekali. Kopi Aceh ini khas,” ujar AHY saat membuka pembicaraan sambil ngopi tersebut.

Malam itu, ada empat jenis kopi yang dihidangkan di depan meja yang diduduki AHY. Selain kopi hitam (robusta) ada juga sanger, kopi latte serta kopi Arabika yang dilengkapi gula merah serta gula putih.

Dari keempat gelas kopi tersebut, kopi hitam yang pertama diseruput AHY sambil berbincang dan men¬jawab berbagai pertanyaan wartawan dan warga yang hadir malam itu.
AHY menerima Buku dari Harun Keuchiek Leumiek

Masih dua pertiga kopi hitam yang tersisa dalam gelas, AHY menikmati sanger. Sosok yang pensiun dini dari militer pada September 2016 dan menjadi kandidat calon gubernur DKI Jakarta itu sangat menikmati kopi yang disuguhkan.

Jadi Barista
Selepas ngopi, AHY menjajal jadi barista (peracik kopi). Dengan sekali melihat cara meracik kopi saring yang dilakukan barista Solong Coffee, AHY mulai memainkan saring dan menyuguhkan kopi ke dalam gelas.

Atas aksi yang diperlihatkan AHY, barista ganteng ini, mendadak Solong menjadi heboh. Kilatan blitz kamera DSLR dan kamera ponsel terus menjurus ke sosok yang malam itu mengenakan kemeja kotak-kotam hitam-putih.

Para gadis muda terkadang mengeluarkan suara-suara histeris saat AHY mengangkat saringan kopi lebih tinggi. Tak ada yang beranjak dari dapur tempat meracik kopi sareng di Kopi Coffee itu.

Akhirnya, aksi barista pun berakhir, dan para gadis dan anak muda lainnyapun mengerumuni AHY untuk berswafoto (selfie). Aksi swafoto tak berhenti sampai langkah AHY meninggalkan warkop tersebut.

Bahkan, sesaat sebelum meninggalkan warkop, AHY mencoba kelihaiannya dalam membolak-balik martabak telur yang sedang dimasak oleh seorang penjual di halaman warkop Solong Coffee. Dengan sendok panjang, suami dari Anissa Pohan ini membalik empat martabak telur yang sedang dimasak itu.

Aksi swafoto berlanjut hingga detik-detik terakhir, sebelum AHY menaiki kendaraan warna hitam merek terkenal untuk meninggalkan warkop di kawasan Simpang Tujuh, Ulee Kareng itu. Akhirnya, cewek-cewek muda itu pun ikut menghilang.

Apakah pemandangan seperti ini merupakan ekspresi dari kerinduan generasi muda Aceh bahwa suatu saat Indonesia dipimpin tokoh muda dan tampan? Waktu yang akan menjawab semuanya.


Ada satu cita-cita AHY yang sangat menarik yang diungkapkan saat menyampaikan kuliah umum, yakni ingin melihat generasi muda Aceh yang mendunia dan suatu saat ada kopi atau mi Aceh di New York, AS.

“Bangga nggak kalau di tengah-tengah geme¬rlapan¬nya New York Times Square, ada mi Aceh di sana, cabang New York. Ada kopinya, ada martabaknya, ada kari kam¬bing,” katanya ketika memperlihatkan sebuah gambar hasil olah foto yang terlihat seperti asli yang menampilkan suasana New York Times Square dengan billboard besar bertuliskan Mi Aceh.

“Kita ekspor kuliner kita,” seru AHY diiringi tepuk tangan heboh dari para mahasiswa saat memberikan kuliah umum di Unsyiah.

Sudah di publikasi di Harian ANALISA

1 komentar: